Hari-1 Trip Backpacker Malaysia

HIDUP SEORANG MUSAFIR

Hiduplah bagai seorang musafir! Lalu, bagaimanakah rasanya hidup seorang musafir?

Saat ini kami (siswa krlas 11 SMA IAS Al-Jannah) sedang belajar menjadi seorang musafir. Ya, bahkan kami melakukan perjalanan yang cukup jauh. Kami sedang menjalani kegiatan backpacker ke Malaysia.

Semua keperluan, alhamdulillah kami persiapkan sendiri, bersama dengan teman. Tentu saja fokus kami menyiapkan bekal yang cukup. Baik bekal dana, ilmu pengetahuan, mental ataupun bekal fisik.

Hari pertama, kami berangkat dengan dana seadanya yang telah terkumpul. Sebelum berangkat menuju airport, di sekolah kami melaksanakan salat sunnah safar yang diimami oleh Ust. Ujang Badrudin. Dengan sepenuh ketulusan hati, kami memanjatkan rangkaian doa. Memohon agar Allah SWT memudahkan perjalanan kami dan sesuai dengan rencana.

Bu Fatimah selaku kepala sekolah dan beberapa orangtua pun ikut mengantar hingga ke bandara Soetta. Segenap pesan agar menjaga adab, dan selalu membaca basmalah-alhamdulillah untuk mengiringi perbuatan, kami dengar dengan penuh khidmat.

 

Bismillah, berangkatlah rombongan dari sekolah tercinta SMA IAS Al-Jannah…. Sesampai di bandara Soetta kami mulai memakai masker, sebagai ikhtiar kami menjaga kesehatan, karena akhir akhir ini sedang ramai berita tentang virus Corona yang tengah mewabah.

Karena ramainya berita tentang virus itu, kami pun membayangkan bakal ada pemeriksaan super ketat dan semua orang di bandara pasti memakai masker, hoho ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Pemeriksaan berjalan seperti biasa, tidak super ketat, meskipun suasananya terlihat (lebih) sepi.

Pada saat di bandara Kuala Lumpur, kami juga tetap memakai masker. Ternyata Kondisinya juga biasa saja. Padahal situasinya lebih ramai daripada di bandara Soetta. Tidak sebegitu heboh seperti berita yang beredar tentang virus Corona.

Perasaan lega pun menyertai kami ketika bisa melewati imigrasi di Malaysia… Karena apa? Ada satu masalah lumayan krusial, yaitu ada satu tiket yang berbeda (1 hari) jadwal kepulangannya. Alhamdulillah, akhirnya dapat kami atasi secara administrasi setelah ada kontak dengan pihak penerbangan.

Oya kami tidak hanya mencari dana sendiri untuk perjalanan ini, bahkan juga kami mengurus sendiri seluruh itenarary perjalanan kami selama di KL. Kami melakukannya dengan berbagi tugas. Ada yang memastikan barang-barang bawaan, ada yang mencari transportasi menuju penginapan, dan ada juga yang bertugas membeli bekal makan malam. Semua alhamdulillah berjalan lancar dan aman.

Setelah makan malam dan salat magrib-isya secara qashar dan jamak takhir, kami melakukan evaluasi perjalanan satu hari. Setiap peserta memberikan evaluasi dan saran atas perjalanan hari pertama (Selasa, 18/2/20).

Waah, ternyata sepanjang perjalanan kami telah disibukkan sebagai seorang musafir. Menyiapkan bekal yang cukup, berbuat dan berkomunikasi dengan baik, mematuhi aturan, bekerja sama, toleransi dengan teman, mendengarkan nasihat dan penjelasan orang lain, dsb. Semua itu telah membuat kami sibuk (dengan kebaikan), dan menjauhkan kami dari hal-hal yang sia-sia. Maa-syaa Allah!

Leave Comment

Your email address will not be published.