SMP IAS Al-Jannah baru-baru ini merilis Abdurrahman bin Auf Mini Library Café. Keberadaan perpustakaan ini seperti perpustakaan satelit untuk melengkapi perpustakaan sekolah yang telah ada sehingga semakin mendekatkan buku kepada siswa atau mendekatkan siswa kepada buku.
Dengan demikian, perpustakaan mini tersebut dikmaksudkan untuk semakin meningkatkan minat baca siswa hingga dapat mendukung terlaksanakanya gerakan literasi sekolah di SMP Al-Jannah. Sebagaimana Gerakan Literasi Sekolah yang telah menjadi kebijakan pendidikan (dalam Permendikbud No. 23/2015) tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Lalu, kenapa bernama “Abdurrahman bin Auf” Mini Library Café ?
Pertama, perpustakaan tersebut didesain dengan konsep kafe. Layaknya kafe pada umumnya, di perpustakan ini pengunjung diperkenankan makan-minum. Sehingga hanya dibuka (melayani) pada saat jam istirahat pertama dan kedua. Siswa tidak diperkenankan meminjam buku untuk dibaca di rumah atau tempat lain.
Meskipun suasana rileks sambil makan-minum dibuat sebagaimana di kafe, namun setiap pengunjung tetap harus menjaga kenyamanan bagi pengunjung lain, serta menjaga kebersihan, kelestarian dan kelengkapan buku dan sarana lainnya.
Kedua, perpustakaan tersebut memang berukuran mini. Hanya bisa menampung beberapa pengunjung dengan fasilitas tempat duduk berupa delapan unit kursi dan beralaskan karpet sintesis. Rak dan bukunya pun terbatas baik fiksi maupun non fiksi. Buku-buku tersebut berasal dari siswa yang menjadi petugas secara bergiliran sepekan sekali.
Ketiga, nama “Abdurrahaman bin Auf” dipakai sebagai nama perpustakaan agar dapat menginspirasi siswa dalam berbisnis. Karena, sahabat Nabi SAW yang dijamin masuk surga tersebut memang pebisnis ulang. Sukses bisnisnya tidak ditujukan untuk menumpuk-numpuk harta atau pelampiasan kerakusan.
Tetapi, bisnis bagi Abdurrahaman bin Auf adalah profesi dan tanggungjawab sebagai jalan menuju kesuksesan dunia-akhirat. Beliau sukses kaya-raya merebut kekayaan dunia demi akhirat. Beliau mendermakan kekayaannya tanpa batas, dengan senang hati dan penuh keikhlasan.
Nuansa inspirasi bisnis tersebut semakin kuat, karena letak perpustakaan itu pun tidak jauh dari lokasi pengolahan dan pemasaran produk-produk market day. Sehingga, diharapkan siswa dapat membaca buku dengan santai sambil makan-minum dalam nuasa inspirasi bisnis “Abdurrahaman bin Auf”. Sekalipun kesuksesan dunia tidak harus melalui jalan dagang atau bisnis.