Pendahuluan
Pendidikan untuk abad 21 menghadapi tantangan yang luar biasa, yaitu disruptive situation, disrupsi teknologi, ekonomi, politik, dan sebagainya. Banyak manusia yang sebelumnya secara ekonomi telah mapan, tiba-tiba menghadapi kenyataan yang pahit, sehingga mereka frustasi, dan akhirnya kehilangan segalanya bahkan ada yang bunuh diri.
Di sini kita wajib memberikan solusi. Sebagai muslim kita meyakini bahwa solusi itu ada dalam Islam dan harus diambil dari Islam. Oleh karena itu, pendidikan untuk menghadapi masa depan yang serba disruptif tersebut adalah:
Pertama, harus kita kembalikan kepada islam. Islam dijadikan sebagai solusi, pijakan atau referensi untuk menghasilkan manusia-manusia yang tahu kemana mereka menuju, yaitu _“abdullah”, “khairu ummah”_ dan sekaligus _“khalifatul fil ardh”_ sebagai destinasi akhirnya, dan kemudian tahu cara, rute atau roadmap untuk mencapai destinasi tersebut.
Kedua, setelah meyakini referensi utama dari Islam, maka dalam pendidikan itu kita harus mengenalkan anak didik kepada dunia nyata, alam atau lingkungan yang sebenarnya, baik fisik maupun sosial yang harus ditundukkan dalam rangka ketaatan kepada Sang Pencipta.
Ketiga, untuk menghadapi masa depan tersebut, sudah terkumpulkan banyak sains dan teknologi secara akumulatif sejak berabad-abad. Tinggal diperlukan manusia-manusia yang cerdas dan bijak yang bisa memanfaatkannya sesuai dengan misi manusia sebagai _khalifatul fil-ardh_ dan sesuai dengan lahan yang harus mereka garap yaitu alam semesta.
(Prof. Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar, Konsultan Sekolah Al-Jannah)
Workshop intergrasi IAS
Dalam rangka menyelaraskan kegiatan pembelajaran mata pelajaran Islam, Alam dan Sains (IAS) maka diadakanlah Workshop Integrasi kurikulum IAS. Workshop ini diadakan di aula gedung IAS pada tanggal 27 Januari 2018 dari pukul 08.00 s/d 11.30 WIB.
Sebagai narasumber workshop adalah Prof. Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar (Konsultan Sekolah Al-Jannah). Beliau memberikan pengarahan untuk kegiatan pembelajaran IAS semester 2 th 2017/2018. Beliau menekankan, agar selain terintegrasi, materi IAS harus up to date sehingga siswa tertarik, tidak bosan apalagi antipati terhadap sains dan alam.
Pengarahan Prof. Fahmi tersebut ditujukan kepada peserta workshop sebanyak 45 orang guru yang mengampu mata pelajaran IAS. Dari awal hingga akhir, workshop ini dipandu oleh Dewi Yustiningrum, S.Si sebagai Kepala Divisi Sains Sekolah Al-Jannah.